Foto ini tidak terbalik tapi memang kucingnya yang berpose terbalik. Bahasa Jawanya "kwalik".
Itulah Bubu kucing kita yang hanya bisa berkomunikasi dalam bahasa Jawa. "Ayo mlebu!" Dia pun masuk. Perintah dalam bahasa lain tidak dimengertinya apalagi bahasa Inggris, paling ia tahu "No!" itu saja. Kalau di televisi ada siaran warta berita dari Indonesia, ia suka mendengarkan. Mungkin mengerti sedikit-sedikit. Paling takut dengan orang Jepang, selalu ngumpet kalau ada tamu Jepang datang.
Tapi Bubu sangat pandai sebagai seekor kucing karena ia bisa berkomunikasi dengan kita. Caranya tidak dengan mengeluarkan suara tapi dengan gerakan atau pandangan mata tajam. Ia bisa memberitahukan beberapa hal, misalnya :
1. Mesin cuci sudah mati, mengapa kalian tidak mengurus pakaian untuk dijemur di luar? 2. Pakaian di luar bagaimana? Lihat, hujan turun!
3. Eh, itu air sudah masak! Boiler jug sudah berbunyi! 4. (Kadang-kadang) eh, ada tamu di luar!
Lumayan juga punya asisten kecil berbentuk kucing. Cara memberitahu dengan mencakar belakang kursi yang kita duduki. Ada beberapa hal lagi yang ia bisa :
1. Memberitahu bahwa makanannya habis
2. Memberitahu adiknya (si Cupik) sudah pulang dari nglayap dan menunggu di luar
3. Bisa disuruh mencarikan adiknya untuk dipanggil pulang
4. Pernah memberitahukan bahwa makanannya keliru jadi tidak suka (ternyata memang di kalengnya tertulis: Senior) pantasan tidak suka. Ia minta ganti dan lari menuju ke lemari tempat penyimpanan kaleng makanan.
5. Jam 6 sore bila hari gelap memperingatkan untuk dimasukkan ke kandangnya yaitu 'toilet' kita, disana mereka tidur hingga pagi harinya (tidurnya kayak manusia, jamnya panjang).